Sheel Teeth
Pendahuluan
Shell
teeth merupakan bentuk dari DGI ditemukan pada populasi tri-rasial dianataranya
orang Negro, Indian dan orang kulit putih di Maryland dan Washington DC yang dikenal
sebagai isolasi Brandywine. Dinamakan “shell” karena hanya di temukan lapisan
tipis jaringan keras gigi mengelilingi rongga pulpa sementara lapisan sel
odontoblas pada pulpa tampak berkurang. Shell teeth adalah suatu kelainan yang
terjadi pada dentin , sedangkan email normal. Dentin sangat tipis dengan kamar
pulpa yang sangat lebar. Kamar pulpa yang lebar ini bukan disebabkan oleh
adanya resobsi , namun akibat oleh insufiensi dan gangguan pembentukan dentin.
Akar gigi sangat pendek. Shell
teeth biasanya jarang terjadi, penyebab shell teeth adalah kelainan pada fase histodiferensiasi
pada tahapan pembentukan gigi. Bisa terjadi pada gigi sulung maupun permanen. Shell teeth merupakan
penyakit herediter yang di turunkan secara autosom dominan, adanya mutasi pada
gen DSPP. Gen DSPP menyediakan instruksi untuk membuat dua protein yang penting
untuk perkembangan gigi yang normal. Protein ini terlibat dalam pembentukan
dentin, yang merupakan zat seperti tulang yang membentuk lapisan tengah
pelindung setiap gigi. DSPP mutasi gen mengubah protein dibuat dari gen,
menyebabkan produksi dentin abnormal dan menjadi lunak. Gigi menjadi gigi rusak
tampak berubah warna, lemah, dan lebih mungkin untuk membusuk dan mati.
Pemeriksaan
histologi mengungkapkan bahwa dentin yang normal yg terletak di bawah dentinoenamel
junction hanya sedalam 1-2 mm. selanjutnya dentin tiba-tiba mengalami
perubahan seiring dengan perubahan arah tubulus dengan bentuk dan gambaran yang
jelas berbeda dengan deposisi dentin normal. Ini terlihat sebagai sel-sel pulpa
karena ketidakmampuan membentuk matriks kolagen.
Kebanyakan gigi memiliki saluran
pulpa besar dengan dentin tipis di akar, tetapi mahkota cenderung memiliki
peningkatan deposisi dentin. Pada beberapa gigi, mahkota hampir tidak ada
dentin. Dentin dari beberapa gigi terlihat sebagai area radiolusen yang kecil
yang mungkin merupakan globular dentin.
Pada perkembangan lanjutan gigi
mungkin akan mengalami fraktur akar, Mengingat akar hanya dilapisi lapisan tipis dentin. Fraktur
dapat terjadi secara spontan tanpa sebab-sebab yang jelas. Gigi yang mengalami
fraktur akar apabila tetap dipertahankan di mulut selama bertahun-tahun tanpa
diberikan perawatan memungkinkan terjadinya trauma.
Gamabaran Klinis
Gambaran klinis dari shell teeth
menunjukan gigi geligi dengan penampilan
seperti shell (kulit kerang) dan pembukaan pada pulpa gigi. Mahkota cenderung
bulbous dan sudah atrisi pada waktu erupsi. Pada shell teeth ini kedua gigi
geligi dapat terkena baik pada gigi desidui maupun permanen. Shell teeth
merupakan gangguan herediter dentin (zat tulang-seperti yang membuat sebagian
gigi) mempengaruhi perkembangan gigi.
Kondisi ini menyebabkan gigi akan berubah warna (paling sering biru-
abu-abu atau kuning-coklat warna) dan transparan. Gigi juga lebih lemah dari
biasanya, membuat gigi rentan terhadap keausan yang cepat, kerusakan, dan
kehilangan. Masalah ini dapat mempengaruhi baik gigi sulung (bayi) dan gigi
permanen. Dentinogenesis imperfekta tipe III disebabkan oleh mutasi pada DSPP
gen yang diwariskan dalam autosomal dominant.
Gambaran Radiologis
Radiografi
mengungkapkan enamel normal dan radiodensity dentin, namun enamel mungkin sudah
hampir hilang dengan dentin yang sedikit tersisa. Crowns mungkin muncul bulat pada
gigi posterior dengan konstriksi serviks yang terlihat. Ruang dan kanal pulpa mungkin
normal, mengandung batu pulpa atau, kadang-kadang menjadi sebagian atau
seluruhnya terdapat gambaran akar menipis atau terlihat pendek dari panjang
normal atau tidak ada sama sekali. Mungkin ada radiolusen periapikal dan tidak
ada karies gigi
Gambar 1
radiologi meunjukan hampir semua gigi
terkena shell teeth, mahkota terlihat kecil dan membulat untuk gigi posterior
serta akar terlihat kecil dan hamper tidak terlihat sama sekali. Mahkota gigi
terlihat sebagai gambaran radioopak yang tipis dan kabur. Pada gigi 51, 61, 71,
72, 81, 82 pada ruang pulpa terdapat gambaran sangat radioopak yang menunjukan
gigi telah mengalami perawatan saluran akar. Pada gigi 52,51,61, 62, 71,72,81,
82 mahkota gigi terlihat pendek dengan gambaran radiolusen yang tipiss
menunjukan gigi sudah mengalami atrisi. Pada gig 84 dan 74 terlihat gambaran
radioopak yang terlihat jelas hal ini gigi telah di restorasi.
Gambar 2 gambaran radiografi 2a
menunjukan pertumbuhan gigi pada umur 7-6 tahun pada semua gigi menunjukan
ruang pulpa yang sangat besar dengan dentin yang tipis, gigi anterior rata-rata
telah mngalami atrisi dan gigi posterior bentuk mahkota terlihat membulat.
Gambar 2b menunjukan gigi
81,82,71,72 telah mengalami resorbsi akar dengan gambaran radioopak yang tipis
mengelilingi saluran akar gigi yang terlihat besar besar, email tampak tipis
dan dentin tidak terlihat. Pada gigi 81 terlihat fraktur akar, terdapat garis radiolusen yang jelas di
dekat serviks.
Gambar 3
gambaran radigrafis menunjukan shell teeth yang mengalami resorpsi akar yang
progresif pada gigi permanent pada usia 21 tahun. Semua akar telah mengalami
resorpsi, dengan pulpa yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar