Riview
Artikel
Kontroversi
Peran IL-12 pada Respon Imun dan Resorpsi Tulang di Daerah Periapikal
CelsoMartins Queiroz-Junior,1, 2 Marcelo Jos´e Barbosa Silva,1
Jˆoice Dias Corrˆea,1
Mila FernandesMoreiraMadeira,2, 3 Thiago Pompermaier Garlet,4
Gustavo Pompermaier Garlet,5 Fernando Queiroz Cunha,4 MauroMartins
Teixeira,2
and Tarc´ılia Aparecida da Silva1, 2, 6
Lesi periapikal adalah 1Department Bedah Mulut dan Patologi, Fakultas Kedokteran Gigi, Federal University of Minas Gerais, Belo
Horizonte, MG, Brasil
2Laboratorium Immunopharmacology, Departemen
Biokimia dan Imunologi, Institut Ilmu
Biologi, Universitas Federal Minas
Gerais, Belo Horizonte,
MG, Brasil
3Department Mikrobiologi, Institut Biological
Sciences, Federal University of Minas
Gerais, Belo Horizonte,
MG, Brasil
4Department Farmakologi, Fakultas Kedokteran
Ribeir ~ ao
Preto, Universitas S ~ ao Paulo, Ribeir ~ ao Preto, SP, Brasil
5Department Ilmu Biologi, Fakultas Kedokteran
Gigi Bauru, Universitas S ~ ao Paulo, Bauru, SP, Brasil
6Departamento de Cl'ınica, Patologia e Cirurgia
Odontol'ogicas, Faculdade de Odontologia, Universidade
Federal de Minas Gerais,
Avnida Presidente Antonio Carlos 6627, 31,270-901
Belo Horizonte, MG, Brasil
Abstrak
Lesi Periapikal adalah kondisi
peradangan jaringan periapikal gigi,
dipicu oleh infeksi pulpa gigi dan ditandai dengan eksudasi sel imun terhadap jaringan
yang terkena dan produksi mediator
inflamasi seperti sitokin. Reaksi
inflamasi periapikal ini terutama dipicu oleh Th-1, Th-2,da respon Th-17, dan
polarisasi tersebut dapat mengatur perkembangan dari penyakit dan ekspresi dari
sitokin proresoptif tulang. IL-12 menyebabkan produksi IFN-γ meningkat yang
merangsang efektor sel Th-1. Banyak bukti telah menunjukkan korelasi positif antara
sitokin resorptive tulang IL-1β dan
produksi IL-12 dan IFN-γ. Selain itu, IL-12
mungkin memiliki peran potensial dalam
pelepasan mediator resorptive tulang dan blokade sitokin Th2, yang mempengaruhi perkembangan hilangnya tulang periapikal. Namun demikian,
IL-12 dan IFN-γ juga telah digambarkan sebagai penekan diferensiasi osteoklas dan
aktivasi, mendukung pemeliharaan tulang.
Makalah ini berfokus pada peran kontroversial IL-12 pada
lesi periapikal.
1.
Pendahuluan
Interleukin 12 (IL-12) adalah
pengatur penting sitokin yang memiliki fungsi penting dalam inisiasi dan
regulasi respon imun seluler. Ini dapat
mengatur diferensiasi dari sel T naif, yang penting dalam menentukan resistensi dan jenis respon yang akan timbul pada respon
terhadap patogen tertentu [1]. IL-12 ini
di produksi utamanya oleh makrofag, monosit, denritik, dan sel beta sebagai
respon imun terhadap bakteri dan parasit intraseluler. IL-12 ini selanjutnya
memproduksi interferongamma (IFN-γ) dan tumor necrosis factor-alpha
(TNF-α) dari NK cells dan T helper cells. IL-12 menginduksi (IFN-γ) untuk meningkatan sekresi fagositosis,
produksi Nitrogen Oksida (NO), dan ledakan oksidatif, yang mengakibatkan kerusakan pada patogen [2].. IL-12 ini juga sebagai penanda dalam menekan
Th 2, seperti IL-4 dan IL-10 [3]. Peran IL12 dalam respon
imun, yaitu patogenesis pada
beberapa penyakit, seperti rheumatoid arthritis [4], psoriasis [5] , dan
Crohn’s disease [6], sedangkan pada kondisi oral periodontitis [7]. Tujuan dari
makalah ini adalah untuk membahas mekanisme
hubungan respon imun gigi pada lesi
periapikal terhadap IL-12.
2. Konsep
dan Pengertian Lesi Periapikal
Pulpa gigi dilindungi oleh enamel dan dentin dari mikroorganisme
pada rongga mulut. Paparan dari mikroorganisme dan hasil produknya terhadap pulpa
gigi menyebabkan terjadinya karies gigi, fraktur, operasi, serta memicu respon
inflamasi lokal. Peningkatan infeksi dan peradangan tersebut menyebabkan
nekrosis pulpa dan mengakibatkan keterlibatan jaringan periapikal yang
menghasilkan lesi periapikal [8,9]. Pada lesi periapikal, bermula dari respon
singkat inflamasi akut yang intensitasnya bervariasi disertai dengan nyeri,
penyimpangan pada gigi, serta nyeri pada saat perkusi. Perubahan jaringan ini
ditandai dengan adanya hiperemia dan pengerahan neutrofil yang biasanya
terbatas pada ligamen periodontal. Dengan iritasi yang terjadi secara terus
menerus pada periapex, respon akut ini akan berubah menjadi granulomatosa
jaringan dengan inflamasi kronis sel-sel dan fibroblas, granuloma apikal [8, 9].
Kondisi ini asimptomatik dan disertai dengan pembentukan daerah radioulsen
sebagai akibat dari penyerapan tulang periapikal. Sebuah granuloma bisa
berbentuk laten atau diubah menjadi inflamasi kista yang mekanismenya belum
diketahui. Kista didiagnosis sebagai adanya pembentukkan cavitas yang dibatasi
oleh lapisan epitel skuamous bertingkat dengan ketebalan tertentu dan kapsul
fibrosa [8].
Perubahan patologis pada jaringan periapikal merupakan klinis dari
reaksi pertahanan tubuh terhadap bakteri yang berjalan keluar melalui foramen
periapikal dari pulpa gigi yang terinfeksi [8, 9, 10]. Respon ini ditandai oleh
perpindahan terus-menerus dari polimorfonuklear, leukosit, monosit, plasma, dan
sel mast ke daerah yang terinfeksi, dan sebagian besar untuk mencegah masuknya
mikroba ke dalam jaringan periapikal [8, 12, 13]. Sepertinya terdapat kemiripan
antara respon imunologi dengan reaksi lain terhadap infeksi bakteri, kecuali
pada penyerapan tulang periapikal [14]. Dalam hal ini, meskipun tanggung jawab
dari sel imun dan produksi mediator inflamasi melindungi sel host dari invasi patogen, ini
menjelaskan bahwa terjadi banyak penyerapan tulang periapikal [15].
3. Keterlibatan
sel T pada Lesi Periapikal
Lesi periapikal ditandai dengan adanya adhesi molekul sel, produksi
faktor chemotactic, dan pelepasan sitokin, termasuk proresorptive tulang IL-1
dan IL-6, serta TNF-α [14, 18-22]. Respon tersebut terutama di atur oleh
jaringan sel T yang merupakan turunan sitokin, termasuk dalam jenis IL-12 [18,
23, 24].
T-helper (Th) sel adalah jenis sel utama yang mengatur respon imun
dan diferensiasi naive CD4+ dan sel Th menjadi sel efektor T-sel
[25]. CD4+ dan sel-T efektor dapat dibagi menjadi golongan yang
berbeda seperti Th1, Th-2, Th-17, dan sel-T regulasi (T-reg). Pada konteks ini,
golongan dari IL-12memiliki kemampuan untuk membantu regulasi dan / atau
pemeliharaan sel Th-1, dan mereka menghasilkan salah satu kejadian penting pada
diferensiasi populasi sel-T. IL-12 dan anggotanya, IL-27 dan IL-23, juga
bertindak sebagai kofaktor untuk meningkatkan proliferatif sel-T [3, 26- 28].
IL-12 sebagai penghasil besar INF-gamma, yang merangsang efektor sel Th-1 [29].
Peran feferensial dari IL-12, IL-23, dan IL-27 telah dilakukan untuk
diferensiasi sel-T pertama, IL-27 menjalankan CD4+ naive dan sel-T
naive untuk berdeferensiasi menjadi sel Th 1 dengan mengaktifkan reseptor
IL-22, kemudian IL-12 bertindak sebagain efektor sel Th-1 untuk merangsang
produksi IFN-γ yang diikuti oleh IL-22 sebagai perantara sel-T memori. IL-23
yang juga di produksi oleh sel dendritik dan naif CD4+T sel menginduksi sel
Th-17. Produksi IL-23 diperantarai oleh bentuk strutural tertentu dari berbagai
jenis patogen seperti reseptor TLRs 2 dan 4. TLR 2 dan TLR 4 agonis
(peptidoglikan dan LPS, resp) mudah menginduksi munculnya IL-12/23p40 dan
akibatnya, produksi IL-23 mendukung diferensiasi Th-17 [30, 31]. Kemudian sel
Th-17, dibeakan mampu melepas IL-17 yang menginduksi IFN-γ juga [26, 32].
Ciri umum dari lesi periapikal, berdasarkan penyebabnya, yaitu
eksudasi terus-menerus dari sel imunokompeten, sel T menjadi komponen seluler
dominan di patologi periapikal manusia [33-35]. Seperti yang telah diketahui
bahwa reaksi peradangan periapikal dipicu oleh Th-1, Th-2, dan Th-17, serta
respon T-reg, dan memungkinkan polarisasi tersebut dapat mengatur ekpresi dari
penyerapan sitokin tulang [18, 32, 36]. Walaupun dalam beberapa penelitian
menunjukkan bahwa sel T memiliki sedikit peran dalam patogenesis lesi
periradicular, sebagian besar bukti menunjukkan bahwa perkembangan penyakit
tersebut, dengan resorpsi tulang, membutuhkan sel Th-1 dan sel Th-17, sedangkan
sel Th-2 dan T-reg berhubungan dengan kondisi kronis dari inflamasi [ 32, 36,
39].
Tentu saja, lesi periapikal tidak berkembang dalam periode yang
lama, pada defisiensi nu/nu sel-T tikus. Pada percobaan yang dilakukan pada
hewan, perkembangan lesi periapikal berhenti setelah diinduksi infeksi selam 6
minggu dan ditandai dengan adanya fibroblast, bahkas sel-sel inflamasi yang
terpapar pulp akan terkena setelah 8 minggu [40].
Sesuai dengan temuan ini, beberpaa penelitian menunjukkan bahwa
respon imun Th-1 memiliki peranan penting terhadap semua tahapan
perkembanganlesi periapikal, sementara respon regulasi imun Th-2 mungkin
berkaitan dengan lesi kronis dan asimptomatik [32, 36, 39]. Bersamaan dengan
respon Th-1 dan Th-2, beberapa bukti terbaru juga menunjukkan hubungan IL-17
yang berperan dalam perkembangan sitokin lesi apikal periodontal [32, 41].
Bagaimanapun, pembentukkan dan perkembangan lesi periapikal
tergantung sel-T yang mengakibatkan dilepaskannya mediator-mediator tersebut.
4. Hubungan
antara Respon IL-12 dengan Lesi Periapikal
Sebagian besar ekspresi dari sitokin Th-1, termasuk, IL-2, IL-12,
dan IFN-γ, terbukti setelah penelitian menunjukkan bahwa meningkatkan lesi
periapikal setelah terpapar pulpa. Meskipun sumber sel dari IL-12 belum
dipastikan, namun kemungkinan besar makrofag dan sel dendritik bertanggung
jawab atas sekresi tersebut seperti sitokin [42] dan respon sel Th-1 terhadap
makrofag mungkin diturunkan dari IL-12 yang melepaskan IFN-γ dan IL-2 [43]. Di sisi lain, ekspresi dari sitokin Th-2 juga
meningkat di jaringan periapikal, tetapi menurun dengan sangat lambat pada
waktu terntentu, ini menunjukkan adanya hambatan oleh mediator Th-1. Bahkan,
IL-2 ditandai sebagai penekan sitokin Th-2, seperti IL-4 [3]. Reaksi imunologi
ini dapat membantu mengahancurkan jaringan periapikal. Dalam hal ini, hubungan
nyata antara kadar IL-α dan derivat dari Th-1 mendukung mediator inflamasi IL-2,
IL-12, TNF-α, dan IFN-γ [18]. Walaupun demikian, ada kelemahan dari hubungan
antara IL-1α dan Th-2 tipe mediator anti inflamasi, termasuk IL-4, IL-6, dan
IL-10. Data ini menunjukkan potensi peran dari IL-12 dalam pelepasan mediator
proinflamasi dan memblok sitokin Th-2, yang dapat meningkatkan perkembangan
infeksi yang disebabkan oleh lesi periapikal. Selain paradigma Th-1/Th-2, Th-17
sering digambarkan memiliki peran pada respon imun IL-12 terhadap lesi
periapikal. Xiong dkk [44] melaporkan bahwa beberapa ekspresi dari sel IL-17
meningkat pasca operasi dalam percobaan yang dilakukan pada tikus, dan Marc dkk
[41] menjelaskan bahwa frekuensi positif IL-17 secara signifikan lebih tinggi
pada kista radikuler daripada granuloma pada tubuh normal. IL-17 disekresikan
oleh Th-17 yang dapat mengakibatkan produksi dari IFN-γ berdiferensiasi menjadi
CD4+ dan sel T yang memperburuk kondisi inflamasi [32]. Selain itu,
IL-17 meningkatkan ekspresi dari neutrofil kemokin CXCL-1 dan CXCL-5, seperti
yang ditunjukkan pada percobaan menggunakan IL-17R- pada tikus, mendukung respon
sel host terhadap periodontopatogen [45]. Meskipun ini pengetahuan baru pada
IL-17 dalam pemahaman tentang IL-12 terkait dengan immune pathway pada lesi
periapikal, masih banyak yang belum diketahui, pengetahuan yang luas ini masih
berfokus pada respon Th-1 dan Th-2.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh kelompok kami
menunjukkan bahwa jenis sel Th sangat jelas berpengaruh pada kondisi periapikal
manusia yang menjadi sel Th marker yang berkaitan dengan granuloma, ketika sel
Th-2 diaugmentasi dalam kista. Namun kedua lesi tersebut menunjukkan ekspresi
yang sama IL-4 dan IFN-γ [16, 36]. Sebaliknya, pada investigasi lain
menunjukkan regulasi di daerah granuloma, dengan tingginya transformasi
pertumbuhan faktor (TGF)-β dan kadar rendah dari pemicu infalmasi sitokin. Berbeda
lagi, kista periapikal ditandai dengan respon Th-1 dan Th-2 dengan peningkatan
level INF-γ, TNF-α, dan IL-4 yang berhubungan dengan bukti klinis dari
pembengkakan dan nyeri pada sat dilakukan perkusi [46]. Pada penelitian lain
menunjukkan bahwa respon Th-1 dominan pada jaringan granula apikal, sedangkan
respon Th-2 menunjukkan dominasi pada regenerasi dari lesi periapikal [21, 47].
Disisi lain, pada model percobaan menunjukkan tingkatan dari Th-2 di
imunomodulasi dari periodontitis apikal, dengan pertimbangan bahwa tidak adanya
sitokin tipe Th-1 ( IFN-γ dan IL-12) tidak mengganggu perkembangan lesi [23,
24], sedangkan kekurangan sitokin Th-2, IL-6 [20], dan IL-10 [23, 48]
meningkatkan perluasan lesi.
Untuk menentukan fungsi masing-masing dari pembawa sitokin Th-1,
IL-12, dan IFN-γ dalam patogenesis tulang periapikal, Sasaki dkk [24]
menggunakan model mapan dari lesi periapikal yang tepat pada tikus yang
mencolok. Lesi periapikal diinduksi oleh inokulasi dari jumlah bakteri yang
dimasukkan ke dalam saluran akar geraham pertama tikus dan hasilnya menunjukkan
bahwa Il-12 -/- dan IFN-γ -/- tikus memiliki resorpsi tulang yang sama secara
in vivo, dibandingnkan dengan tikus wild type. Infus rekombinan IL-12 yang
diinfeksikan secara konvensional pada hewan (untuk mendeteksi apakah
konsentrasi tinggi sitokin mengakibatkan setiap perubahan dalam resorpsi
tulang) juga tidak mengubah kehilangan pada tulang periapikal. Disini, uji in
vitro dilakukan, dan hasilnya menunjukkan bahwa
IL-12 dan IFN-γ gagal untuk mengatur produksi makrofag IL-1α [24].
Dengan demikian, masing-masing dari IL-2dan IFN-γ kelihatannya tidak
menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap patogenesis lesi periapikal in
vivo. Yang penting untuk diperimbangkan adalah efek dari masing-masing subset
leukosit dan sitokin biasanya diteliti melalui ssistem kontrol yang ketat, ketika
in vivo, fungsi putatif sitokin harus diperkirakan pada sebuah lingkungan
kompleks, dengan adanya beberapa sitokin lain, ini dapat mengatur atau diatur
oleh mereka untuk penentuan hasil klinis.
Walaupun demikian, sangat berbeda pada kelompok penelitian lain,
divergen menghasilkan IFN-γ -/- tikus, pada dasarnya dengan menggunakan model
yang sama [23], IFN-γ -/- menunjukkan adanya peningkatan pengeroposan tulang
periapikal, yang kaitannya dengan hewan wildtype, tetapi terjadi penurunan
jumlah neutrofil yang terkait dengan peningkatan relatif jumlah sel mononuklear
pada daerah periapikal. Jumlah bakteri didalam sistem saluran akar, dan jumlah
osteoklas pada tulang periapikal sama pada tikus wildtype. Hasil ini
menunjukkan bahwa IFN-γ sebagai penekan kerusakan lesi periapikal tulang [23].
Beberapa perbedaan metodologis bisa menjelaskan hasil yang berbeda, seperti
metode kuantitatif yang digunakan untuk menganalisis kehilangan tulang
(tomografi microcomputed dibandingkan analisis histologis), berbeda dengan
bakteri strain yang digunakan utnuk meinginduksi infeksi pulpa yang bertanggung
jawab terhadap resorpsi tulang [23, 24]. Bahkan, keberadaan patogen tertentu
dapat menganggu lingkungan sitokin, kembali ke model skenario in vivo dengan
beberapa spesies bakteri bahkan lebih kompleks untuk dievaluasi, tetapi
mungkinlebih mirip dengan lesi pada manusia. Meskipun kontroversi, kedua
penelitian ini menyarankan secara berlebihan mungkin pro- atau anti-inflamasi
pathway yang berhubungan dengan lesi periapikal. Meskipun jalur IL-12-IFN-γ
adalah gambaran imunologis sebagai dominasi Th-1 peroinflamasi dan
mengakibatkan kerusakan sistem tulang, telah dijelaskan sebagai supressor dari
osteoklas dan aktivasi [49, 50].
Perubahan pada proses keseimbangan ini berlawanan dengan proses
sinyal proinflamasi untuk mencegah dibandingkan mennghambat aktifitas osteoklas
bisa menjelaskan kurangnya efek dari IL-12 dalam mengontrol infeksi pulp dan
perkembangan lesi periapikal.
5. Pengaruh
IL-12 terhadap Resorpsi Tulang Periapikal
Resorpsi tulang periapikal disebabkan oleh ketidakseimbangan
aktifitas osteoklas dan osteoblas. Pembentukkan tulang dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti morpogenetik protein, tulang, sitokin, dan faktor
pertumbuhan yang menyebabkan diferensiasi sel prekursor ke dalam fenotip
osteoblas [51-53]. Setelah berdiferensiasi, osteoblas menghasilkan beberapa
protein yang akan membentuk tulang baru [54], kemudian berdiferensiasi menjadi
fenotip osteosit [55]. Sementara ini tidak ada data yang tersedia pada
literatur ekspresi dari pembentukkan marker tulang khususnya pada lesi
periapikal, penelitian terbaru menunjukkan bahwa inflamasi sitokin (Gambaran
regulasi oleh respon Th-1) menganggu penyatuan bentuk tulang (proses
pembentukkan tulang setara dengan resorpsi tulang yang berlangsung dalam
kondisi homeostasis) [56, 57] menunjukkan bahwwa fenomena ini bisa menjelaskan
kejadian tulang keropos pada lesi periapikal. Di sisi lain, diferensiasi dan
aktivasi osteoklas dan menyebabkan resorpsi tulang yang dipicu oleh RANK (reseptor
activator of nuclear factor-kB), ligan RANKL, dan larutan golongan OPG
(Osteoprotegerin) [58]. RANKL mengikat reseptor RANK, muncul pada permukaan preosteoklas,
mendorong pematangan dan aktivasinya, sementara OPG bertindak sebagai umpan
reseptor dan menghambat keterlibatan RANKL-RANK [58]. Uniknya, granuloma
periapikal muncul dengan pola RANKL heterogen dan ekspresi OPG, mulai dari
sampel dengan rasio RANKL/OPG yang mirip pada daerah yang terlihat resorpsi
tulang yang menunjukkan resorpsi tulang aktif tanpa pola [59].
Ketidakseimbangan tersebut dipicu oleh sitokin utama yang dihasilkan selama
fase lesi periapikal : IL-1α, IL-1β, RANKL, dan TNF-α) [10, 11, 60-63]. Banyak
bukti menunjukkan korelasi positif antara resorbtif sitokin tulang IL-1β, IL-2,
IL-12, TNF-α , dan IFN-γ [18, 19]. Sebagian besar dari sitokin Th-1 dan
diproduksi selama fase akut lesi periapikal. Di sisi lain, fase kronik penyakit
ini ditandai oleh produksi sitokin Th-2 (IL-4, IL-6, IL-10, IL-13) yang
mengurangi aktifitas resorpsi tulang [7]. Seperti penegassan yang ditunjukkan
ppada percobbaan diatas menggunakan IL-10 -/- tikus. Itu tidak menunjukkan
adanya IL-10 yang mengarah pada perkembangan lesi periapikal yang lebih besar
dibandingkan dengan tikus wildtype. Selain itu, kadar IL-1β dan IL-12 sangat
tinggi dibandingkan dengan hewan wildtype, menunjukkan bahwa IL-10 bertindak
sebagai penekan overprooduksi dari IL-1β dan IL-12 [7, 48]. Di lain hal,
sitokin juga memiliki fungsi seperti IL-4 dan IL-13 juga menghambat resorpsi
tulang dengan mengurangi produksi sitokin Th-1 [19]. Paradoksnya, gen yang
kalah dari prototipe mediator Th-1 Interferon-γ (IFN-γ) atau IFN-γ mengakibatkan
IL-2 dan IL-18 tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kerusakan
tulang periapikal, baik menunjukkan kurangnya aktifitas regulasi atau
redundansi dalam jalur proinflamasi [24].
Gambar 1: Skema gambar menunjukkan
peran kontroversial IL-12 pada resorpsi tulang
pada daerah periodontal apikal.
Perkembangan infeksi pulpa gigi memicu
respon inflamasi pada jaringan periapikal. Sel inflamasi, seperti makrofag, diambil untuk
daerah dan pelepasan mediator proinflamasi.
Salah satu mediatonya adalah IL-12 yang menyebabkan sel Th-1 untuk memproduksi
IFN-γ. IL-12-IFN-γ pathway dapat mengakibatkan resorpsi tulang dengan
memproduksi sitokin proinflamasi seperti TNF-α dan IL-1β yang menyebabka
akfivasi dari osteoklas. Sebaliknya, jalur ini juga terlibat pada degradasi
adaptor protein RANK, TRAF6 yang mengurangi diferensiasi osteoklas RANKinduced.
Dalam konteks ini, sel dendritik dan sel CD4+ naif juga memproduksi
sitokin family IL-12 anggota IL-23 yang menyebabkan diferensiasi sel Th-17.
Sel-sel ini melepaskan IL-17, meningkatkan produksi IFN-γ. Kondisi lingkungan
ini mendukung proinflamasi IL-12 yang juga dapat memblokir Th-2, merangsang
perkembangan infeksi yang disebabkan oleh lesi pereapikal. Ini berlawanan
dengan mekanisme yang mungkin menjelaskan temuan disk repant mengenai IL-12 dan
IFN-γ pada lesi periapikal. IFN-γ ; interferon-γ ; RANK ; Receptor Activator of
Nuclear kB ; TRAF6 ; Tumor necrosi factor Receptor-Activator Factor 6)
Hal ini dapat dianggap bahwa IL-12 memiliki efek dikotomis terkait
dengan osteoklastogenesis seperti yang diilustrasikan pada Gambar 1.
Satu-satunya yang menyebabkan diferensiasi osteoklas oleh peningkatan produksi
IL-8β dan sitokin Th-1 dan mempengaruhi oosteolisis untuk merusak daerah
sekitar akar apeks selama perkembangan lesi periapikal [19]. Namun penelitian
in vitro menunjukkan bahwa IL-2 secara tidak langsung mengurangi induksi RANKL
diferensiasi osteoklas sendiri atau bersinergi dengan IL-8 [64]. Selain itu sel
T mempunyai peranan penting dalam menghambat osteoklastogenesis karena
ketiadaan mereka merupakan efek dari pengobatan IL-12 [64]. Pada kelompok lain
menunjukkan bahwa IFN-γ menekan RANKL yang menyebabkan diferensiasi osteoklas
dan osteoklas dewasa meningkat dengan adanya fungsi IFN-γ yang menyebabkan
degradasi adaptor protein RANK, TRAF6 (Tumor Necrosis-Factor Receptor
Associated Factor 6) yang menghasilkan hambatan kuat dari aktivasi RANKL yang
diinduksi faktor-faktor transkripsi NF-kB dan JNK [50]. Uniknya, ablasi
henetik dari reseptor kemokin CCR5,
merupakan ekspresi yang khas dari limfosit Th-1 yang terpolarisasi, hasilnya
pada pembentukakan lesi periapikal lebih besar [23], untuk memperkuat peran
IFN-γ sebagai pelindung lesi pada litik tulang. Oleh karena itu, kita bisa
bertanya-tanya bahwa efek penghambatan IL-12 pada diferensiasi osteoklas
setidaknya tergantung pada produksi INF-γ oleh sel T. Namun, pengaruh dari
proinflamasi INF-γ menunjukkan secara in vivo yang menghasilkan upregulasi pada
tingkat TNF-α dan IL-1β (dan akibatnya pada RANKL), terlihat untuk mengatasi
pengaruh antiosteoclastogenic langsung secara in vitro [65, 66]. Selain itu
IFN-γ juga merangsang pembentukkan osteoklas dan tulang keropos pada in vivo
melalui pembawa aktivasi antigen sel Tatau melalui chemmoattraction sel RANKL+
[65-67]. Sesuai dengan perannya yang merusak potensi pembawa IL-12 dan
IFN-γ yang diperantarai respon Th-1 pada lesi periapikal, data dari dukungan
kelompok kami tentang hipotesis ini tidak diterbitkan lagi. Ketika granuloma
periapikal digolongkan menjadi aktif atau tidak aktif berdasarkan pola ekspresi
RANKL/OPG (sebelumnya sudah dikutip) [59], hasil kami menunjukkan bahwa
ekspresi dari IL-12 dan IFN-γ adalah nyata lebih tinggi pada lesi aktif,
sedangkan sitokin tipe Th-2 dan Th-22 berlaku pada lesi aktif.
Selain itu, meskipun tidak ada data langsung yang tersedia tentang
lesi periapikal IL-23/IL-17 dikabarkan baru-baru ini mungkin juga bisa
menjelaskan pengaruh yang berbeda dari IL-12 pada resorpsi tulang. IL-23 merupakan
sitokin heterodinamic yang terdiri dari subunit IL-12p40 ditambah dengan IL-23
khususnya subunit P19. Dengan adanya heterodimer IL-12 IL-12Rβ pada reseptor
mereka mengaktifkan banyak sinyal yang sama dan jalur transkripsi [68,69]. Pada
model radang sendi, sel Th-17 distimulasi oleh IL-23 mendorong
osteoklastogenesis melalui produksi dari IL-17 yang pada fase ini menyebabkan
sel mesenkimal untuk melepaskan RANKL [69,70]. IL-23 juga dapat menstimulasi
pembentukkan osteoklas dengan cara langsung pada prekursor myeloid (menginduksi
ekspresi dari RANK) dan tidak langusng pada osteoblas (upregulasi ekspresi dari
RANKL) [69]. Sebuah penelitian baru menyatakan bahwa dosis ketergantungan IL-23
meregulasi ekspresi dari RANK pada makrofag di sumsum tulang mencit dan sel
RAW264. 7 sel pemicu diferensiasi sel IL-17 sendiri. Hasil ini juga menunjukkan
bahwa IL-23 sinergi dengan RANK untuk memicu pembentukkan osteoklas tetapi
IL-23 sendiri tidak mampu menyebabkan osteoklastogenesis [71].
Walaupun demikian, seperti IL-12 dan IL-23 yang bisa sinergis
dengan IL-18 untuk memblokir osteoklastogenesis pada CD4+ sel T yang
bergantung secara in vitro. Uniknya, IL-23 kelihatannya tidak memperantarai
IL-12 walaupun IL-23 menyebabkan ekspresi dari IL-12 [72]. Osteoklastogenesis
yang berasal dari sumsum tulang disebabkan oleh cairan RANKL yang sebagian
dihambat oleh IL-23 dengan penurunan angka multinukleat, tetapi interleukin ini
tidak mempengaruhi proliferasi progenitor sel osteoklas [73]. Temuan ini
menunjukkan pada sebuah kasus yang berbeda kondisi sitokin inilah yang
melibatkan resorpsi tulang. Oleh karena itu, pendekatan yang terdiri dari
beberapa sitokin masing-masing ini malahan memberikan dasar yang luas untuk
mendefenisikan peran sitokin dalam munculnya lesi periapikal, karena ini
membutuhkan penjelasan secara keseluruhan dari dengan keseimbangan sitokin
dengan fungsi yang berlawanan atau mirip. Demikian juga, penentuan penyakit
putatif seperti oleh aktifitas RANKL/OPG tidak ada data klinis yang defenitif
mengenai pola mengatasi aktifitas penyakit yang sebenarnya (yaitu, resorpsi
tulang aktif) yang tentunya memberikan kotribusi yang bertentangan dengan peran
IL-12 (dan juga beberapa sitokin lain yang terlibat) dalam pembentukkan lesi
periapikal. Akhirnya, perkembangan dari penerapan model percobaan yang
menggunakan rekayasa genetika tikus strain memungkinkan hubungan sebab-akibat, menyediakan
kontribusi penting untuk penelitian imunopatologis ini pada patologi periapikal
[63, 74, 75].
6. Penutup
Pembentukkan dan perkembangan lesi periapikal nyata tergantung pada
reaksi inflamasi yang dipicu oleh infeksi pulpa. IL-12 berhubungan diferensiasi
sel Th-1 dan ada bukti bahwa sel-sel Th terlibat langsung pada lesi periapikla
dan resorpsi tulang. Respon sel Th-1 ke makrofag dari derivat IL-12 yang
melepaskan IFN-γ dan menekan sitokin Th-2 mendukung terjadinya infeksi yang
disebabkan oleh tulang keropos. Dengan demikian IL-12-INF-γ pathway dapat
membantu meningkatkan lesi periapikal karena aktifitas proinflamasi. Kemudian, diferensiasi
sel Th-17 pada produksi IL-23 juga tampaknya mernagsang proinflamasi periapikal
gigi melalui reaksii IL-17 yang mengeluarkan IFN-γ. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa adanya pengaruh masing-masing IL12 dan IFN-γ terhadap lesi
periapikal. Peran proinflamasi IL-12 pada lesi diimbangi oleh pengaruh
penghambatan dalam diferensiasi osteoklas yang setidaknya sebagian tergantung
pada produksi IFN-γ. Kesimpulannya, IL-12 memiliki peran ganda dalam
patogenesis periapikal.
Ucapan Terima Kasih
Pekerjaan ini telah didukung oleh Fundac
¸ ~ ao de Amparo sebuah
Pesquisas do Estado de Minas Gerais (FAPEMIG, Brasil),
Coordenac ¸ ~ ao de Aperfeic ¸ oamento de Pessoal de Unggul N'ıvel
(Bertopi, Brasil), dan Conselho Nacional de Desenvolvimento
Cient'ıfico e Tecnol 'ogico (CNPq, Brasil).
Pesquisas do Estado de Minas Gerais (FAPEMIG, Brasil),
Coordenac ¸ ~ ao de Aperfeic ¸ oamento de Pessoal de Unggul N'ıvel
(Bertopi, Brasil), dan Conselho Nacional de Desenvolvimento
Cient'ıfico e Tecnol 'ogico (CNPq, Brasil).
Referensi
[1] P. L. W. Yun, A. A. Decarlo, C. Collyer, and N. Hunter,
“Hydrolysis of interleukin-12 by Porphyromonas gingivalis major cysteine
proteinases may affect local gamma interferon accumulation and the Th1 or Th2
T-cell phenotype in periodontitis,” Infection and Immunity, vol. 69, no.
9, pp. 5650–5660, 2001.
[2] G. Trinchieri and F. Gerosa, “Immunoregulation by
interleukin-12,” Journal of Leukocyte Biology, vol. 59, no. 4, pp.
505–511, 1996.
[3] G. Trinchieri, S. Pflanz, and R. A. Kastelein, “The IL-12
family of heterodimeric cytokines: new players in the regulation of T cell
responses,” Immunity, vol. 19, no. 5, pp. 641–644, 2003.
[4] A. J. Hueber, D. L. Asquith, I. B. McInnes, and A. M. Miller,
“Embracing novel cytokines in RA—complexity grows as does opportunity!,” Best
Practice&Research: Clinical Rheumatology, vol. 24, no. 4, pp. 479–487,
2010.
[5] A. Glowacka, P. Lewkowicz, H. Rotsztejn, and A. Zalewska,
“IL-8, IL-12 and IL-10 cytokines generation by neutrophils, fibroblasts and
neutrophils-fibroblasts interaction in psoriasis,” Advances in Medical
Sciences, vol. 55, no. 8, pp. 1–7, 2010.
[6] W. Strober, F. Zhang, A. Kitani, I. Fuss, and S.
Fichtner-Feigl, “Proinflammatory cytokines underlying the inflammation of
Crohn’s disease,” Current Opinion in Gastroenterology, vol. 26, no. 4,
pp. 310–317, 2010.
[7] H. Sasaki, N. Suzuki Jr., R. Kent, N. Kawashima, J. Takeda, and
P. Stashenko, “T cell response mediated by myeloid cellderived IL-12 is
responsible for Porphyromonas gingivalisinduced periodontitis in
IL-10-deficient mice,” Journal of Immunology, vol. 180, no. 9,
pp. 6193–6198, 2008.
[8] P. N. R. Nair, “Apical periodontitis: a dynamic encounter
between root canal infection and host response,” Periodontology 2000,
vol. 14, no. 1, pp. 121–148, 1997.
[9] P. N. R. Nair, “Pathogenesis of apical periodontitis and the
causes of endodontic failures,” Critical Reviews in Oral Biology and
Medicine, vol. 15, no. 6, pp. 348–381, 2004.
[10] R. Vernal, A. Dezerega, N. Dutzan et al., “RANKL in human
periapical granuloma: possible involvement in periapical bone destruction,” Oral
Diseases, vol. 12, no. 3, pp. 283–289, 2006.
[11] N. Kawashima, N. Suzuki, G. Yang et al., “Kinetics of RANKL,
RANK and OPG expressions in experimentally induced rat periapical lesions,” Oral
Surgery, Oral Medicine, Oral Pathology, Oral Radiology and Endodontology,
vol. 103, no. 5, pp.707–711, 2007.
[12] C. O. Rodini and V. S. Lara, “Study of the expression of CD68+
macrophages and CD8+ T cells in human granulomas and periapical cysts,” Oral
Surgery, Oral Medicine, Oral Pathology, Oral Radiology, and Endodontics,
vol. 92, no. 2, pp. 221–227, 2001.
[13] S. Liapatas, M. Nakou, and D. Rontogianni, “Inflammatory
infiltrate of chronic periradicular lesions: an immunohistochemical study,” International
Endodontic Journal, vol. 36, no. 7, pp. 464–471, 2003.
[14] P. Stashenko, S. M. Yu, and C. Y. Wang, “Kinetics of immune
cell and bone resorptive responses to endodontic infections,”Journal of
Endodontics, vol. 18, no. 9, pp. 422–426, 1992.
[15] K. Takahashi, “Microbiological, pathological, inflammatory,immunological
and molecular biological aspects of periradiculardisease,” International
Endodontic Journal, vol. 31, no. 5,pp. 311–325, 1998.
[16] T. A. Silva, G. P. Garlet, V. S. Lara, W. Martins Jr., J.
S.Silva, and F. Q. Cunha, “Differential expression of chemokinesand chemokine
receptors in inflammatory periapical diseases,”OralMicrobiology and
Immunology, vol. 20, no. 5, pp. 310–316,2005.
[17] T. A. Silva, G. P. Garlet, S. Y. Fukada, J. S. Silva, and F.
Q. Cunha, “Chemokines in oral inflammatory diseases: apical periodontitis and
periodontal disease,” Journal of Dental Research, vol. 86, no. 4,
pp. 306–319, 2007.
[18] N. Kawashima and P. Stashenko, “Expression of boneresorptive
and regulatory cytokines in murine periapical inflammation,” Archives of
Oral Biology, vol. 44, no. 1, pp. 55–66, 1999.
[19] P. Stashenko, R. Teles, and R. D’Souza, “Periapical
inflammatory responses and their modulation,” Critical Reviews in Oral Biology
and Medicine, vol. 9, no. 4, pp. 498–521, 1998.
[20] K. Balto, H. Sasaki, and P. Stashenko, “Interleukin-6
deficiency increases inflammatory bone destruction,” Infection and
Immunity, vol. 69, no. 2, pp. 744–750, 2001.
[21] M. Cˇ olic´, A. Lukic´, D. Vucˇevic´ et al., “Correlation
between phenotypic characteristics of mononuclear cells isolated from human
periapical lesions and their in vitro production of Th1 and Th2 cytokines,” Archives
of Oral Biology, vol. 51, no. 12, pp. 1120–1130, 2006.
[22] D. Gazivoda, T. Dzopalic, B. Bozic, Z. Tatomirovic, Z. Brkic,
and M. Colic, “Production of proinflammatory and immunoregulatory cytokines by
inflammatory cells from periapical lesions in culture,” Journal of Oral
Pathology & Medicine, vol. 38, no. 7, pp. 605–611, 2009.
[23] A. De Rossi, L. B. Rocha, and M. A. Rossi,
“Interferongamma,interleukin-10, intercellular adhesion molecule-1,and
chemokine receptor 5, but not interleukin-4, attenuate thedevelopment of
periapical lesions,” Journal of Endodontics, vol.34, no. 1, pp. 31–38,
2008.
[24] H. Sasaki, K. Balto, N. Kawashima et al., “Gamma interferon(IFN-γ)
and IFN-γ-inducing cytokines interleukin-12 (IL-12)and IL-18 do not
augment infection stimulated bone resorptionin vivo,” Clinical and
Diagnostic Laboratory Immunology, vol. 11, no. 1, pp. 106–110, 2004.
[25] H. Ohyama, N. Kato-Kogoe, A. Kuhara et al., “The involvement of
IL-23 and the Th 17 pathway in periodontitis,” Journal of Dental
Research, vol. 88, no. 7, pp. 633–638, 2009. Clinical and Developmental
Immunology 7
[26] J. Zhu, H. Yamane, andW. E. Paul, “Differentiation of effector
CD4 T cell populations,” Annual Review of Immunology, vol. 28, pp.
445–489, 2010.
[27] C. Beadling and M. K. Slifka, “Regulation of innate and adaptive
immune responses by the related cytokines IL- 12, IL-23, and IL-27,” Archivum
Immunologiae et Therapiae Experimentalis, vol. 54, no. 1, pp. 15–24,
2006.
[28] L. Fantuzzi, P. Puddu, B. Varano, M. Del Corno, F. Belardelli,
and S. Gessani, “IFN-α and IL-18 exert opposite regulatory effects on
the IL-12 receptor expression and IL-12-induced IFN-γ production in
mouse macrophages: novel pathways in
the regulation of the inflammatory response of macrophages,” Journal
of Leukocyte Biology, vol. 68, no. 5, pp. 707–714, 2000.
[29] H. Yoshida and M. Yoshiyuki, “Regulation of immune responses
by interleukin-27,” Immunological Reviews, vol. 226, no. 1, pp. 234–247,
2008.
[30] R. J. Carmody, Q. Ruan, H. C. Liou, and Y. H. Chen, “Essential
roles of c-Rel in TLR-induced IL-23 p19 gene expression in dendritic cells,” Journal
of Immunology, vol. 178, no. 1, pp. 186–191, 2007.
[31] S. Goriely, M. F. Neurath, and M. Goldman, “How microorganisms
tip the balance between interleukin-12 family members,” Nature Reviews
Immunology, vol. 8, no. 1, pp. 81–86, 2008.
[32] M. Cˇ olic´, D. Gazivoda, D. Vucˇevic´, S. Vasilijic´, R.
Rudolf and A. Luki´c, “Proinflammatory and immunoregulatory mechanisms in
periapical lesions,”Molecular Immunology, vol. 47, no. 1, pp. 101–113,
2009.
[33] M. H. Stern, S. Dreizen, B. F. Mackler, and B. M. Levy, “Isolation
and characterization of inflammatory cells from the human periapical
granuloma,” Journal of Dental Research, vol. 61, no. 12, pp. 1408–1412,
1982.
[34] R. Nilsen, A. C. Johannessen, N. Skaug, and R. Matre,“In situ
characterization of mononuclear cells in human dental periapical inflammatory
lesions using monoclonal antibodies,” Oral Surgery Oral Medicine and Oral
Pathology,vol. 58, no. 2, pp. 160–165, 1984.
[35] H. O. Trowbridge, “Immunological aspects of chronic
inflammation and repair,” Journal of Endodontics, vol. 16, no. 2, pp. 54–61,
1990.
[36] S. Y. Fukada, T. A. Silva, G. P. Garlet, A. L. Rosa, J. S. da
Silva, and F. Q. Cunha, “Factors involved in the T helper type 1 and type 2
cell commitment and osteoclast regulation in inflammatory apical diseases,” Oral
Microbiology and Immunology, vol. 24, no. 1, pp. 25–31, 2009.
[37] P. Bab´al, P. Soler, M. Brozman, J. Jakubovsky, M. Beyly, and
F. Basset, “In situ characterization of cells in periapical granuloma by
monoclonal antibodies,” Oral Surgery Oral Medicine and Oral Pathology,
vol. 64, no. 3, pp. 348–352, 1987.
[38] J. B.Wallstrom, M. Torabinejad, J. Kettering, and P.McMillan, “Role
of T cells in the pathogenesis of periapical lesions: a preliminary report,” Oral
Surgery Oral Medicine and Oral Pathology, vol. 76, no. 2, pp.
213–218, 1993.
[39] N. Kawashima, T. Okiji, T. Kosaka, and H. Suda, “Kinetics of
macrophages and lymphoid cells during the development of experimentally induced
periapical lesions in rat molars: a quantitative immunohistochemical study,” Journal
of Endodontics, vol. 22, no. 6, pp. 311–316, 1996.
[40] N. Tani-Ishii, K. Kuchiba, T. Osada, Y. Watanabe, and T. Umemoto,
“Effect of T-cell deficiency on the formation of periapical lesions in mice:
histological comparison between periapical lesion formation in BALB/c and
BALB/c nu/nu mice,” Journal of Endodontics, vol. 21, no. 4, pp. 195–199,
1995.
[41] J. R.B. Marc¸al, R. O. Samuel, D. Fernandes et al., “T-helper cell
type 17/regulatory T-cell immunoregulatory balance in human radicular cysts and
periapical granulomas,” Journal of Endodontics, vol. 36, no. 6,
pp. 995–999, 2010.
[42] G. Trinchieri, “Interleukin-12: a cytokine produced by antigen-presenting
cells with immunoregulatory functions in the generation of T-helper cells type
1 and cytotoxic lymphocytes,” Blood, vol. 84, no. 12, pp. 4008–4027,
1994.
[43] M. Seitz, P. Loetscher, B. Dewald, H. Towbin, and M.
Baggiolini, “Opposite effects of interleukin-13 and interleukin-12 on the
release of inflammatory cytokines, cytokine inhibitors and prostaglandin E from
synovial fibroblasts and blood mononuclear cells,” European Journal of
Immunology, vol. 26,no. 9, pp. 2198–2202, 1996.
[44] H. Xiong, L. Wei, and B. Peng, “Immunohistochemical localization
of IL-17 in induced rat periapical lesions,” Journal of Endodontics,
vol. 35, no. 2, pp. 216–220, 2009.
[45] S. L. Gaffen and G. Hajishengallis, “A new inflammatory cytokine
on the block: re-thinking periodontal disease and the Th1/Th2 paradigm in the
context of Th17 cells and IL-17,” Journal of Dental Research, vol. 87,
no. 9, pp. 817–828, 2008.
[46] T. B. Teixeira-Salum, D. B. R. Rodrigues, A. M. Gerv´asio, C. J.
A. Souza, V. Rodrigues Jr., and A. M. Loyola, “Distinct Th1, Th2 and Treg
cytokines balance in chronic periapical granulomas and radicular cysts,” Journal
of Oral Pathology & Medicine, vol. 39, no. 3, pp. 250–256, 2010.
[47] H. Kabashima, K. Nagata, K. Maeda, and T. Iijima, “Presence of
IFN-γ and IL-4 in human periapical granulation tissues and regeneration
tissues,” Cytokine, vol. 14, no. 5, pp. 289–293, 2001.
[48] H. Sasaki, L. Hou, A. Belani et al., “IL-10, but not IL- 4,
suppresses infection-stimulated bone resorption in vivo,” Journal of
Immunology, vol. 165, no. 7, pp. 3626–3630, 2000.
[49] N. Yamada, S. Niwa, T. Tsujimura et al., “Interleukin-18and
interleukin-12 synergistically inhibit osteoclastic boneresorbingactivity,” Bone,
vol. 30, no. 6, pp. 901–908, 2002.
[50] H. Takayanagi, K. Ogasawara, S. Hida et al., “T-cellmediated regulation
of osteoclastogenesis by signalling crosstalk between RANKL and IFN-γ,” Nature,
vol. 408, no. 6812, pp. 600–605, 2000.
[51] N. A. Sims and J. H. Gooi, “Bone remodeling:multiple cellular interactions
required for coupling of bone formation and resorption,” Seminars in Cell
& Developmental Biology, vol. 19, no. 5, pp. 444–451, 2008.
[52] H. K. Datta, W. F. Ng, J. A. Walker, S. P. Tuck, and S. S. Varanasi,
“The cell biology of bone metabolism,” Journal of Clinical Pathology,
vol. 61, no. 5, pp. 577–587, 2008.
[53] F. J. Hughes, W. Turner, G. Belibasakis, and G. Martuscelli, “Effects
of growth factors and cytokines on osteoblast differentiation,” Periodontology
2000, vol. 41, no. 1, pp. 48–72, 2006.
[54] T. Katagiri and N. Takahashi, “Regulatory mechanisms of osteoblast
and osteoclast differentiation,” Oral Diseases, vol. 8, no. 3, pp.
147–159, 2002.
[55] L. F. Bonewald, “Osteocytes as dynamic multifunctional cells,”
Annals of the New York Academy of Sciences, vol. 1116, pp. 281– 290,
2007.
[56] A. M. Parfitt, “The coupling of bone formation to bone resorption:
a critical analysis of the concept and of its relevance to the pathogenesis of
osteoporosis,”Metabolic Bone Disease &Related Research, vol. 4, no.
1, pp. 1–6, 1982.
[57] Y. Behl, M. Siqueira, J. Ortiz et al., “Activation of the acquired
immune response reduces coupled bone formation in response to a periodontal
pathogen,” Journal of Immunology, vol. 181, no. 12, pp. 8711–8718, 2008.
8 Clinical and Developmental Immunology
[58] A. Leibbrandt and J. M. Penninger, “RANK/RANKL: regulators of
immune responses and bone physiology,” Annals of the New York Academy
of Sciences, vol. 1143, pp. 123–150, 2008.
[59] R. Menezes, T. P. Garlet, A. P. F. Trombone et al., “The potential
role of suppressors of cytokine signaling in the attenuation of inflammatory
reaction and alveolar bone loss associated with apical periodontitis,” Journal
of Endodontics, vol. 34, no. 12, pp. 1480–1484, 2008.
[60] S. M. Yu and P. Stashenko, “Identification of inflammatory cells
in developing rat periapical lesions,” Journal of Endodontics, vol. 13,
no. 11, pp. 535–540, 1987.
[61] P. Stashenko, C. Y. Wang, N. Tani-Ishii, and S. M. Yu, “Pathogenesis
of induced rat periapical lesions,” Oral Surgery, Oral Medicine, Oral
Pathology, vol. 78, no. 4, pp. 494–502, 1994.
[62] C. A. Dinarello, “Biologic basis for interleukin-1 in
disease,” Blood, vol. 87, no. 6, pp. 2095–2147, 1996.
[63] S. R. Rittling, C. Zetterberg, K. Yagiz et al., “Protective
role of osteopontin in endodontic infection,” Immunology, vol. 129, no.
1, pp. 105–114, 2010.
[64] N. J. Horwood, J. Elliott, T. J. Martin, and M. T. Gillespie, “IL-12
alone and in synergy with IL-18 inhibits osteoclas formation in vitro,” Journal
of Immunology, vol. 166, no. 8, pp. 4915–4921, 2001.
[65] G. P. Garlet, C. R. B. Cardoso, A. P. Campanelli et al., “The essential
role of IFN-γ in the control of lethal Aggregatibacter actinomycetemcomitans
infection in mice,” Microbes and Infection, vol. 10, no. 5, pp.
489–496, 2008.
[66] Y. Gao, F. Grassi,M. R. Ryan et al., “IFN-γ stimulates
osteoclast formation and bone loss in vivo via antigen-driven T cell activation,”
Journal of Clinical Investigation, vol. 117, no. 1, pp. 122–132, 2007.
[67] C. E. Repeke, S. B. Ferreira, M. Claudino et al., “Evidences of
the cooperative role of the chemokines CCL3, CCL4 and CCL5 and its receptors
CCR1+ and CCR5+ in RANKL+ cell migration throughout experimental periodontitis
in mice,” Bone, vol. 46, no. 4, pp. 1122–1130, 2010.
[68] Y. Iwakura and H. Ishigame, “The IL-23/IL-17 axis in inflammation,”
Journal of Clinical Investigation, vol. 116, no. 5, pp. 1218–1222, 2006.
[69] A. Paradowska-Gorycka, A. Grzybowska-Kowalczyk, E. Wojtecka- Lukasik,
and S. Maslinski, “IL-23 in the pathogenesis of rheumatoid arthritis,” Scandinavian
Journal of Immunology, vol. 71, no. 3, pp. 134–145, 2010.
[70] T. Yago, Y. Nanke, M. Kawamoto et al., “IL-23 induces human
osteoclastogenesis via IL-17 in vitro, and anti-IL- 23 antibody
attenuates collagen-induced arthritis in rats,” Arthritis Research and
Therapy, vol. 9, no. 5, article R96, 2007.
[71] L. Chen, X. Q. Wei, B. Evans, W. Jiang, and D. Aeschlimann, “IL-23
promotes osteoclast formation by up-regulation of receptor activator of NF-κB
(RANK) expression in myeloid precursor cells,” European Journal of
Immunology, vol. 38, no. 10, pp. 2845–2854, 2008.
[72] J. M. W. Quinn, N. A. Sims, H. Saleh et al., “IL-23 inhibits osteoclastogenesis
indirectly through lymphocytes and is required for the maintenance of bone mass
in mice,” Journal of Immunology, vol. 181, no. 8, pp. 5720–5729,
2008.
[73] S. Kamiya, C. Nakamura, T. Fukawa et al., “Effects of IL-23 and
IL-27 on osteoblasts and osteoclasts: inhibitory effects on osteoclast
differentiation,” Journal of Bone and Mineral Metabolism, vol.
25, no. 5, pp. 277–285, 2007.
[74] T. P. Garlet, S. Y. Fukada, I. F. Saconato et al., “CCR2
deficiency results in increased osteolysis in experimental periapical lesions
inmice,” Journal of Endodontics, vol. 36, no. 2, pp. 244– 250, 2010.
[75] S. Y. Fukada, T. A. Silva, I. F. Saconato et al., “iNOSderived
nitric oxide modulates infection-stimulated bone loss,” Journal of Dental
Research, vol. 87, no. 12, pp. 1155–1159, 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar